KIAT SUKSES MEMIMPIN ORGANISASI DENGAN KECERDASAN EMOSI

Oleh :

ALI MOECHSON

Widyaiswara Madya Badan Diklat Provinsi Jawa tengah

A. PENDAHULUAN

Pemimpin memiliki peran penting sebagai pendorong semangat bagi orang orang yang dipimpin dalam menghadapi perubahan dan menggunakan perubahan tersebut sebagai sebuah peluang untuk bisa lebih berhasil. Pemimpin pada level dan organisasi manapun merupakan sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang dari proses internal pemimpin itu sendiri. Diantara sekian banyak tugas pemimpin dalam menjalankan fungsinya, yang terpenting dalam manajemen adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan seluruh komponen organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang mampu menggerakkan orang-orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Dapat terlaksana atau tidaknya penggerakan ini sangat dipengaruhi oleh pengelolaan kecerdasan emosi,kewibawaan,penciptaan motivasi dalam diri karyawan,kolega,maupun atasan pimpinan itu sendiri serta efektifitas dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya.

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses sosial yang direncanakan untuk menjamin kerja sama, partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran terentu atau yang telah ditetapkan dengan efektif (Sukiswa,1986).

Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergan tungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,budaya,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain,menjadikan dunia seakan tanpa tapal batas (borderless world). Dalam kondisi seperti ini, kepemimpin an menjadi hal yang sangat penting bahkan menentukan pencapaian tujuan organisa si,mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai tujuan itu secara bersama-sama. Dalam kaitan ini, maka kompetensi kepemimpinan sesuai dengan jenjang struktur birokrasi,yaitu kepemimpinan visioner, kepemimpinan strategis,kepe mimpinan taktikal dan kepemimpinan operasional sangat diperlukan.

Kecerdasan Emosi adalah kemampuan merasakan perasaan orang lain danmenjadikan informasi tersebut untuk mengambil tindakan (Ary Ginanjar Agustian, 2005).Seorang pemimpin menjadi pemandu emosi orang-orang dalam organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus cerdas secara emosi, karena kecerdasan emosi pemimpin memiliki peran yang penting bagi organisasi dan orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut. Kecerdasan emosi yang dimiliki oleh pemimpin berdampak terhadap komitmen organisasional karyawan.

Jika dikaitkan dengan tugas seorang pimpinan sebagai nakhoda pemegang mandat kemudi organisasi yang akan mengarahkan kemana arah tujuan yang akan dicapai, pengelolaan kecerdasan emosi yang baik menjadi bagian tak terpisahkan dalam penyusunan langkah strategis memimpin organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kecerdasan emosi memegang peranan penting bagi seorang pemimpin dalam memahami kondisi riil organisasi dan lingkungan sekitar. Jika dalam melaksanakan tugas-tugasnya, seorang pemimpin menjadikan kecerdasan emosi sebagai salah satu instrumen kepemimpinannya, maka dapat dipastikan terbuka jalan kemudahan untuk mengarungi berbagai macam problema pengelolaan organisasi dan meraih sukses yang diharapkan.

B. MAKNA KECERDASAN EMOSI

Daniel Goleman (2000) menyatakan bahwa, Kecerdasan emosi atau Emotional Quotation (EQ) adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri maupun orang lain.Sawaf (2002) menyebutkan kecerdasan emosiadalah sebagai kemampuan mengindera, memahami dan menerapkan secara efektif kekuatan dan ketajaman emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh.Patton (2000) memberikan definisi yang lebih sederhana,bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mencapai tujuan,membangun hubungan produktif dan meraih keberhasilan. Kecerdasan emosi memberikan kesensitifan dan kemampuan mengetahui bagaimana mempe ngaruhi diri sendiri dan orang lain.Dari beberapapengertian dapat dipahami bahwa, kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk memahami perasaan diri dan orang lain, mengendalikan emosi dan kemampuan memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk meraih keberhasilan.

Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan,kesadaran serta pemahaman tentang emosi dan kemam puan untuk mengatur serta mengendalikannya. Kecerdasan emosi dapat juga diarti kan sebagai kemampuan mental yang membantu seseorang mengendalikan dan memahami perasaan-perasaannya sendiri dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut. Dengan kemampuan tersebut,seseorang bisa mengenal dirinya sendiri dan orang lain dengan lebih baik sehingga akan mampu menjalin sebuah hubungan yang harmonis dengan orang lain.

Pengenalan diri sendiri maupun orang lain ini adalah pengenalan atas poten si-potensi maupun kelemahan-kelemahan dalam diri yang menyebabkan seseorang mampu menempatkan diri ketika berhubungan dengan orang lain.Seseorang dengan kemampuan kecerdasan emosional tinggi akan mampu mengenal dirinya sendiri, mampu berpikir rasional dan berperilaku positif serta mampu menjalin hubungan sosial yang baik karena didasari pemahaman emosi orang lain. Orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya emosi dan perasaan itu. Dia juga dapat melihat dan memahami diri sendiri sebagaimana orang lain melihat dirinya, mampu mema hami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang lain, dirinya juga merasakan hal yang sama. Menurut Daniel Goleman, terdapat lima cara yang dapat digunakan untuk membangun kecerdasan emosi, yakni:

1. Memahami emosi-emosi sendiri ;

2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri ;

3. Memotivasi diri sendiri ;

4. Memahami emosi-emosi orang lain, dan

5. Mampu membina hubungan sosial dengan orang lain dan lingkungannya.

C. MEMIMPIN ORGANISASI DENGAN KECERDASAN EMOSI

Daniel Goleman dalam bukunya “Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi”(2000) menyatakan bahwa,kecerdasan intelektual hanya memberi kontribu si 20 % dalam mengantar kesuksesan hidup seseorang, sisanya 80 % diisi oleh faktor lain, termasuk didalamnya adalah kecerdasan emosi.

Oleh karena itu, untuk menuju sukses memimpin organisasi, seorang pemimpin harus piawai dalam mengelola kecerdasan emosi dengan memainkan peran-peran kepemimpin annya secara efektif dan efisien, mengarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, mulai dari penyusunan perencanaan yang taktis, membagi dan mengorganisasikan tugas-tugas kepada bawahan, mengeksekusi kegiatan, hingga melaksanakan monitoring, evaluasi dan pengendaliannya.

Memimpin organisasi dengan kecerdasan emosi merupakan salah satu cara yang baik dalam menggerakkan seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dapat dilakukan dengan memotivasi perilaku pegawai untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budaya kerja, dan seterusnya. Keberhasilan seorang pemimpin menggerakkan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh pengelolaan kecerdasan emosi, kewibawaan, penciptaan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri serta efektifitas dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diperoleh secara tiba-tiba atau diberikan secara cuma-cuma, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang serta lahir dari proses internal. Peran kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi sangat vital karena pemimpin adalah penggerak kelompok dalam organisasi yang mendo rong dan membantu serta memotivasi bawahan untuk bekerja dengan optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Verisa Angelia Efendi dan Drs. Eddy Mardiono Madiono Sutanto, M. Sc Program Manajemen Bisnis Universitas Kristen Petra Surabaya (2013), tentang pengaruh faktor-faktor kecerdasan emosional pemimpin terhadap komitmen organisasional karyawan di Universitas Kristen Petra Surabaya menyatakan bahwa, kecerdasan emosi memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasional.

Pemimpin berperan penting sebagai pendorong motivasi karyawan dalam menghadapi perubahan, untuk bisa lebih berhasil. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Daff dalam Kahar (2008), bahwasanya kepemimpinan dapat mendo rong,mendukung dan membantu kreativitas karyawan dan organisasi agar lebih kon

sen terhadap pelaksanaan tugas, menerima tugas-tugas dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya serta siap berubah. Pada saat yang sama, pemimpin harus bisa menjadi motivator bagi bawahannya dalam mengembangkan organisasi khususnya menghadapi fenomena perubahan yang terjadi. Pemimpin dapat menjadi motivator yang baik apabila memiliki kecerdasan emosi yang memadai.

Kemampuan kecerdasan emosi pemimpin memiliki peran yang penting bagi organisasi dan orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut. Golemen menyatakan bahwa,seorang pemimpin menjadi pemandu emosi orang-orang dalam organisasi. Kecerdasan emosi yang dimiliki oleh pemimpin berdampak terhadap komitmen organisasional karyawan.Apabila karyawan memiliki komitmen organisasi onal yang tinggi, karyawan merasa menjadi bagian penting bagi organisasi dan tidak terdapat kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi.

Mengutip pendapat George dan Jones (dalam Sutanto, 1996) yang menyatakan bahwa, komitmen organisasional karyawan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kinerja, sehingga evaluasi terhadap komitmen organisasional karyawan akan mampu meningkatkan performa karyawan.Karyawan yang memiliki komitmen organisasional akan merasa senang menjadi bagian dalam organisasi, memiliki keterikatan emosi positif dengan organisasi dan karyawan akan berusaha memberikan kinerja yang terbaik bagi organisasi. Pendapat ini menjelaskan bahwa pemimpin dengan kecerdasan emosi tinggi mampu secara akurat memahami pera saan anak buahnya (karyawan) dan menggunakan informasi untuk mempengaruhi emosi karyawan, sehingga karyawan menerima dan mendukung tujuan organisasi.

D. KIAT SUKSES MENGELOLA ORGANISASI DENGAN KECERDASAN EMOSI

Untuk mencapai sukses mengelola organisasi dengan kecerdasan emosi, beberapa cara dibawah ini, dikutip dari tulisan Ariwibowo Prijosaksono dan Sri Bawono dengan judul “control your live” dapat menjadi tambahan referensi, yaitu :

1. Mengatasi Stress

Seseorang yang memimpin organisasi harus mampu mengatasi Stress. Stress merupakan tekanan yang timbul akibat beban hidup. Toleransi terhadap stress merupakan kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa menjadi hancur.

Ini berarti mengelola stress dengan positif dan merubahnya menjadi pengaruh yang baik. Orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Cenderung menghadapi semua hal, bukannya lari dan menghindar.

2. Mengendalikan Dorongan Hati

Mengendalikan dorongan hati, merupakan karakteristik seseorang yang dapat mengelola emosi. Hal ini dimaksudkan menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mengendalikan diri sering juga disebut “menahan diri”. Orang yang cerdas secara emosi tidak memakai prinsip “harus memiliki segalanya saat itu juga”. Mengendalikan dorongan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang.

3. Mengelola Suasana Hati

Pemimpin yang bijak dapat mengelola suasana hati dengan baik. Pengelolaan suasana hati, merupakan kemampuan emosi yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan rasa gelisah yang timbul, mengatasi kesedihan atau berdamai dengan sesuatu yang menjengkelkan. Orang yang cerdas secara emosi tidak berada dibawah kekuasaan emosi.

4. Memotivasi Diri

Orang yang cerdas secara emosi, dapat mengelola keterampilan ini dengan baik dan cenderung sangat produktif serta efektif . Dalam hal apapun yang mereka hadapi, ada banyak cara untuk memotivasi diri sendiri, antara lain dengan banyak membaca buku atau artikel-artikel positif, “selftalk”, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri dan sebagainya.

5. Memahami Orang lain

Menyadari , memahami dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini juga biasa disebut dengan empati. Empati bisa juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Ini berarti juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi orang lain. Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan kita. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar.

6. Kemampuan Sosial

Orang yang mempunyai kemampuan sosial dapat bergaul dengan siapa saja, menyenangkan dan tenggang rasa terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya, bisa diterima dalam lingkungan yang berbeda. Tingkah laku seperti itu memerlukan harga diri yang tinggi, yaitu: menerima diri sendiri apa adanya, tidak perlu membuktikan apapun (baik pada diri sendiri maupun orang lain), bahagia dan puas pada diri sendiri apapun keadaannya. Kemampuan sosial erat hubu ngannya dengan keterampilan menjalin hubungan dengan orang lain. Orang yang cerdas secara emosi mampu menjalin hubungan sosial dengan siapa saja, orang-orang senang berada disekitar mereka, merasa tentram dan nyaman berada didekatnya, menebar kehangatan dan transparansi dengan cara yang tepat. Ini berarti kedua belah pihak dapat menjadi diri mereka sendiri.

E. PENUTUP

Pemimpin memiliki peran penting sebagai pendorong semangat bagi orang orang yang dipimpin dalam menghadapi perubahan dan menggunakan perubahan tersebut sebagai sebuah peluang untuk meraih keberhasilan.Pengelolaan kecerdas an emosi yang baik dapat meningkatkan kewibawaan,penciptaan motivasi karya wan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri serta efektifitas dalam menjalan kan fungsi kepemimpinannya, sekaliguskiat sukses memimpin organisasi.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan individu untuk memahami perasaan, mengendalikan emosi dan kemampuan memotivasi diri sendiri dan orang lain dalam mencapai tujuan. Kiat sukses memimpin organisasi dengan kecerdasan emosi dapat dilakukan melalui enam cara yaitu : Mengatasi Stress, Mengendalikan Dorongan Hati, Mengelola Suasana Hati, Memotivasi Diri, Memahami Orang lain dan Kemampuan Sosial.

Melalui implementasi enam cara tersebut diatas, disertai dengan kesiapan diri untuk terus belajar, mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari,dapat dijadikan panduan dalam memim pin organisasi mencapai tujuan yang diharapkan.

Selain itu seorang pemimpin perlu memperhatikan 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakap an pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan ketrampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain), dalam mengantar organisasi mencapai tujuan yang diharapkan.

------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Agustian Ginanjar Ary 2005, Rahasia Sukses MembangunMembangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ Way 165) Ihsan 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam. Arga Wijaya Persada, Jakarta ;

Daff dalam Kahar,2008, Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organiza tional Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi , Kahar, Irawaty A, Jurnal Studi Perpusta kaan dan Informasi, Vol.4, No.1,hal 21

Goleman, Daniel 2000, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ;

Patton P, 2000, EQ: Landasan Untuk Meraih Sukses Pribadi dan karier, Mitra Media Jakarta ;

Robert K.Cooper dan AymanSawaf, 2002,Executif EQ,Kecerdasan Emosional Dalam Kepemim pinan dan Organisasi,Alih bahasa: Widodo,ATK PT.Gramedia Pustaka, Jakarta ;

Sutanto Priyo Hastono,1996Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak Raja Grafindo Persada, Jakarta ;

Sukiswa 1986, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, Tarsito, Bandung ;

Verisa Angelia Efendi dan Eddy Mardiono Madiono Sutanto 2013, Pengaruh faktor-faktor kecer dasan emosional pemimpin terhadap komitmen organisasional karyawan di universitas kristen petra,program manajemen bisnis, program studi manajemen, universitas kristen petra, AGORA Vol. 1, No. 1.

http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/2013/01/kepe...

http//books.google.com Control your life oleh Aribowo Prijosaksono dan Sri Bawono.

-----------------------------

Sumber dari Badan Diklat Provinsi Jateng